Kumpulan puisi rindu dan ratapan hati

“Kembali Kepada Sang Khalik”

Saat ku memalingkan wajah ini
Dan pergi meninggalkan-Mu
Menjauh untuk sementara waktu
Tetapi yang ku dapat hanya jiwa dan hati yang sepi,


Tertawa sebagai obat ku untuk menghilangkan rasa itu
Bercanda dan tersenyum untuk menutupi hati yang lara
Ternyata itu semua hanya obat sementara waktu
Yang ku kira itu adalah obat mujarab untuk jiwa bahagia,


Hati ini masih bebal tak mengindahkan suara-Mu
Berulang kali Engkau memanggil ku
Engkau tetap sabar berdiam di sudut hati ku yang kelam
Diri ini hanya menoleh saat ku lihat Engkau tersenyum,


Seperti tanah yang kering kerontang tak ada kehidupan
Yang haus untuk di aliri air
Seperti jiwa dan hati yang ku rasakan
Kering tanpa kehidupan dan rasa itu terus menjalar,


Ternyata diri ini butuh Engkau yang selama ini berdiam di sudut hati ku
Aku berlari dan bersimpuh di bawah kaki-Mu
Menangisi setiap dosa yang menumpuk selama ini
Ya… Aku butuh Engkau untuk jiwa dan hati ku yang sepi,


Engkau obat yang dapat mengobati setiap jiwa yang lara
Karena jiwa ini haus akan Engkau ya Allah ku
Ku mau kembali pada -Mu karena jiwa ku merana akan dosa
Yang sudah lama terajut dalam nistanya dunia,


Dan biarlah kelam itu menjadi bayan
Dalam jiwa ku yang Kau nyalakan dengan Roh kasih-Mu
Dan dekap lah diri ini ya Allah ku karena peluk-Mu mententramkan hati ku,

Tangerang, Penghujung tahun 2020

Rindu datang tanpa permisi

“Tiba-tiba rindu itu datang tanpa permisi
Menggelayut manja di sudut hati
Dan meninggalkan secercah mimpi
Untuk bertemu kembali”

Sapu tangan hitam

“Sapu tangan hitam yang menyeka air mata
Menjadi tanda bahwa luka kembali terbuka
Menahan erak  hati yang membuncah dalam dada
Pada kisah cinta yang usang dari si pendusta”

Datang dan pergi

“Dia datang tiba-tiba
Membuat hati berseri
Tapi dia juga membuat luka
Karena pergi tanpa kita sadari”

Kisah cinta

“Syair kelam membalut luka
Menorehkan kisah cinta dalam cerita
Yang melarungkan jiwa pada semesta
Dua insan anak manusia”

Hati nan pilu

“Hening malam nan syahdu
Menghantarkan untaian doa dalam kelabu
Sesak hati nan pilu berbalut luka sembilu
Berakar dan membusuk di sudut perigi rindu

Huruf yang tersusun menumbuhkan segurat makna
Menitipkan pilu pada semesta
Bertelut beralaskan air mata
Pada setiap dentingan dawai jiwa yang merana”

Mata, jeritan dan tangan penuh darah

“Bola mata nan indah hanya sebagai hiasan belaka
Menatap kosong setiap jeritan yang penuh darah
Mulut tak dapat berbicara hanya dapat diam seribu bahasa

Tangan yang penuh darah menyeka air mata yang tak henti mengalir bagai air sungai yang meluap
Langkah kaki terhenti menatap bias dalam perigi nan penuh jelaga serpihan dosa”

Lembayung senja

“Lembayung senja nan mempesona
Menghipnotis mata dan jiwa
Mengucapkan kata yang tak bermakna
Menghapuskan jejak Reminisensi pada raga,

Sang malam pun tiba menjadi teman abadi
Yang tak pernah ingkar janji,
Dengan ditemani alunan syahdu hewan malam yang terus bernyanyi,
Mengusik relung hati nan nestapa”

Diterbitkan oleh erikahasibuan

Orang yang paling suka ngemil, coba2 bereksperimen dg berbagai olahan makanan, bawel, sotoy (kata seseorang), penyuka lagu jadul berat sampai di panggil nenek, dimana pun berada selalu memberikan energi positif. 😊

Tinggalkan komentar